Rabu, 16 Juli 2014

Love isn't For Us


Annyeong..
balik lagi dengan FF yang geje.. sebenernya FF ni bisa dibilang true story dari author tapi tidak selebay ini juga sih kkkk~.. ditambah lagi ada salah satu dongsaeng ku yang curhat about love story nya yang mirip-mirip seperti ini lah, so enjoy yaa..... happy reading...  


Love Isn’t For Us

cast :

Ok Taecyeon
Park Sehyun


“Yaa.. Oppa,Eoddieyo?? Kau tau aku sudah hampir lumutan diam disini.. sampai 5 menit lagi kau belum muncul jangan harap aku mau mengenalmu lagi.. Tch..!!” ancamku pada seseorang di telepon.

Tidak lama seseorang yang aku tunggu pun muncul, Yess.. ancamanku memang selalu berhasil, kataku dalam hati.
Aku melihat dia berlari mendekatiku, aku langsung pura-pura memasang wajah kesalku. 

“Maafkan aku hyun-ah.. jeongmal mianhae.. aku tadi...” belum selesai dia menyelesaikan perkataannya, aku langsung meninggalkannya. Namja yang kutinggalkan hanya diam melihatku pergi.

“Isshhh.. Hyun-ah,,” panggilnya. “Hyunnie, tunggu aku.. apa kau tidak mau aku traktir es krim??” teriaknya.

Mendengar kata es krim kaki ku langsung berhenti. Huuhh.. kenapa dy harus menggunakan es krim sih, gerutuku. Aku membalikan badanku, dan melihat namja yang tadi kutinggalkan.

“Ani.. aku tidak mau es krim mu” kataku pura-pura. 

“Benar kau tidak mau ini??” dia mengeluarkan es krim dalam tasnya sambil berjalan mendekatiku.

“Yakin tidak mau?? Wuahh sepertinya enak.. kalau kamu tidak mau, aku habiskan saja semuanya..” dia membuka salah satu kemasan es krim itu, dan memakannya sambil melihatku.


“Tch.. kau selalu saja seperti ini padaku.. sini mana punyaku..” pintaku masih dengan wajah yang (pura-pura) cemberut.

“Apa itu berati kau sudah memaafkan oppa??” tanyanya penasaran.

Aku mengangguk terpaksa, karena godaan es krim itu.
Namja itu tersenyum puas melihatku, dan memberikan es krim nya padaku.
Tanpa menunggu lagi aku langsung membuka kemasannya dan memakannya.

“Hmmmm.. mashita..” kataku tersenyum melihatnya.

“Nahh.. kan kalau kamu senyum kamu jadi terlihat cantik..” godanya.

“Aishhh, berarti aku tidak cantik begitu??” aku mulai mengerucutkan bibirku lagi.

“hahahaha... bukan begitu, hanya saja oppa lebih senang melihatmu tersenyum seperti ini..” dia membelai rambutku. 

“Kajja, lebih baik kita pergi sekarang mumpung belum malam”ajaknya.

-----

Mungkin orang-orang yang melihat kami akan mengira kami ini sepasang kekasih, bagaimana tidak sepanjang jalan oppa terus memegang tanganku dan sesekali merapihkan rambutku yang terkena angin. Namun sayang, kami bukanlah sepasang kekasih, mungkin dulu iya tapi sekarang tidak.

Namja yang sekarang memegang erat tanganku adalah mantan namjachingu ku yang sangat (sampai sekarang) aku sayangi, Ok Taecyeon. Walaupun sekarang status kita sudah tidak berpacaran tapi perlakuan dia masih sama terhadapku saat masih menjadi yeojanya. Seandainya bisa aku ingin sekali mengulang semuanya, aku ingin terlahir menjadi seseorang yang sama dengannya agar aku bisa terus bersamanya. Tapi mungkin takdir berkata lain, karena suatu hal aku dan dia tidak bisa dipersatukan.

-Flashback-

2 tahun yang lalu...
“Hyun-ah, kau tau.. aku sangat menyayangimu.. jeongmal jeongmal saranghae..” dia memelukku sangat erat sekali.
Aku hanya bisa menangis mendengar apa yang dia katakan. 

“Oppa, apa yang harus kita lakukan?? aku tidak mau kita menjadi seperti ini.. aku tidak mau..” aku balas memeluknya.

“Hyunnie-ah, dengarkan aku.. aku tau 3 tahun bukan waktu yang sebentar.. tapi selama apapun kita bersama, entah itu 4,5,atau bahkan 10 tahun pun kita tetap tidak akan pernah bersatu. Jadi lebih baik kita berpisah sekarang.. aku tau kau akan sangat terluka dengan keputusan ini.. tapi percayalah oppa sangat menyayangimu, sampai kapanpun oppa akan terus menyayangimu..’’ dia mengecup keningku dan kembali memelukku yang masih terus menangis.

--Flashback end—

----

Park Sehyun POV

Hyun-ah, bagaimana hubunganmu dengan khunnie??” tanya oppa tiba-tiba padaku memecah kesunyian karena daritadi kami sibuk dengan makanan kami masing-masing.

Aku mengangkat bahuku dan kembali menusuk-nusuk steak yang berada di piringku dengan garpu. Sebenarnya aku tidak suka kalau oppa sudah mulai bertanya tentang Khunnie, yaah dia namjachinguku yang sekarang.

Melihat ekspresiku yang seperti itu, taec oppa langsung mengalihkan pembicaraan.

“Baiklah,,setelah ini ayo kita pergi ke tempat kesukaanmu” katanya bersemangat.

Aku mengangguk dan langsung tersenyum.

Mian oppa.. bukannya aku tidak mau menjawab pertanyaanmu, hanya saja hari ini aku ingin menikmati hariku denganmu, kataku dalam hati.

Selesai makan, oppa mengajakku ke LotteWorld tempat favoritku.

“Wuahhhhh... tempat ini sama sekali tidak berubah.. lihat oppa, aku ingin naik itu..” tunjukku pada salah satu wahana yang ada disana.

“ah, oppa tidak mau.. kau tidak lihat antriannya sepanjang itu??” jawabnya.

“Oppa jebal... aku sudah lama tidak naik itu.. oppa.. ayolah...” rengekku.

“Hmm.. baiklah..” katanya pasrah.
 
Aku manarik tangannya dengan semangat menuju wahana yang memang paling panjang antriannya. Aku senang sekali, oppa mau menurutiku. Hampir 2 jam lebih kami menghabiskan waktu disana, menaiki semua wahana yang ada. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi dari LotteWorld untuk berjalan-jalan di sekitar Han River.
“ahh oppa aku capek sekali hari ini, tapi aku senang bisa menghabiskan waktu denganmu.. seharusnya oppa lebih sering datang ke korea untuk mengajakku bermain..” 

“Ne, lain kali oppa akan sering datang menemuimu disini dan mengajakmu bermain seperti tadi. Kau memang tidak pernah berubah hyun-ah, selalu seperti anak kecil” dia mengacak-acak rambutku dan lalu tersenyum manis sekali, membuat jantungku tak karuan dan berhasil membuat pipiku memerah.

Sejenak kami tidak saling bicara, kami hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Entah kenapa tiba-tiba aku hanya ingin diam memandangi suasana sungai han malam ini, melihat orang-orang yang berada di sekitar. Dulu saat kami masih berpacaran, hampir tiap malam kami menghabiskan malam disini hanya untuk sekedar jalan-jalan atau duduk melihat pemandangan.

“Oppa.. sepertinya sekarang aku ingin benar-benar berpisah dengan khunnie oppa..”kataku tiba-tiba.

Sepertinya ucapanku barusan membuat taec oppa terkejut.

“Wae hyun-ah? Apa khun tidak memperlakukanmu dengan baik?” tanyanya penasaran.

“ani.. khun oppa sangat baik padaku, dia menjagaku dengan baik dan dia juga menyayangiku.. hanya saja, aku merasa sangat bersalah padanya.. karena sampai detik ini aku masih belum bisa menyanginya sepehuhnya” aku menyesal dengan apa yang aku katakan, karena biasanya oppa pasti akan memarahiku kalau aku bicara seperti itu. Aku sudah menyiapkan diriku kalau sampai dia memarahiku. Tapi.. satu menit sudah berlalu dan dia tidak berkata apa-apa padaku. Aku yang sedari tadi hanya menunduk karena takut kena omel, memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku. 

Aku melihat taecyeon oppa yang sedang menatap lurus sungai han yang ada dihadapan kami, dia hanya diam dan aku melihat sorot matanya memancarkan kesedihan.

“Oppa, kenapa kau diam?? Mian kalau perkataanku tadi membuat oppa sedih..” sesalku.

Taecyeon oppa tetap tidak bereaksi, dia masih seperti tadi diam dan memandang lurus apa yg ada dihadapannya.
Aku bingung dengan keadaan ini, tidak seprti biasanya oppa bersikap seperti ini. aku hanya diam saja mengikuti apa yang taecyeon oppa lakukan.


Taecyeon POV

“Oppa.. sepertinya sekarang aku ingin benar-benar berpisah dengan khunnie oppa..”kata hyun tiba-tiba.

Ucapan hyun barusan membuatku terkejut.

“Wae hyun-ah? Apa khun tidak memperlakukanmu dengan baik?” tanyaku penasaran.

“ani.. khun oppa sangat baik padaku, dia menjagaku dengan baik dan dia juga menyayangiku.. hanya saja, aku merasa sangat bersalah padanya.. karena sampai detik ini aku masih belum bisa menyanginya sepehuhnya”
Aku melihat hyun bicara sambil menunduk, tidak berani menatap wajahku.

Aku hanya diam mendengar apa yang baru saja dia katakan, aku menatap sungai han yang ada di depanku. 

“Oppa, kenapa kau diam?? Mian kalau perkataanku tadi membuat oppa sedih..” terdengar penyesalan dalam perkataannya.

Aku masih terus melihat pemandangan yang ada di depanku. Kini kami hanya saling diam hyun mengikuti apa yang aku lakukan, memandang jauh pada hamparan sungai han yang luas.

Aku menarik nafasku.

“Waeyo oppa? Apa kau sakit??” tanya hyun cemas.

“Hyun-ah.. lakukan apa yang ingin kamu lakukan.. jika memang kau ingin berpisah dengan khun, aku tidak akan menghalanginya kali ini.. turuti saja apa kata hatimu..” kata itu begitu saja terucap oleh mulutku.
 
Hyun hanya terdiam mendengarku bicara.

“Kau tau hyun-ah.. kenapa tiba-tiba aku memutuskan untuk bekerja di luar negeri??” tanyaku.

Aku melihat hyun menggelengkan kepalanya.

“Itu karena aku tidak ingin melihatmu..” wajah hyun terlihat sangat bingung.

“Apa oppa membenciku” tanya hyun.

Aku menggelangkan kepalaku, “Ani, hanya saja aku terlalu menyanyangimu.. jika aku terus melihatmu perasaan ini tidak akan hilang. Aku sangat senang begitu kau bilang kau sudah mendapatkan penggantiku, dan aku lebih senang lagi ketika aku tau dia Khun. Aku yakin dia pasti akan menjagamu dan yang lebih penting dia menyayangimu. Jadi aku putuskan untuk pergi ke luar negeri..” aku melihat hyun yang sedang menundukan kepalanya.

“Tapi sepertinya kau tidak bahagia dengan khun, setiap kau bilang akan bepisah dengannya aku terus saja menghalangimu, maafkan oppa hyun.. oppa sudah egois memaksamu untuk terus bersama khun. Dan sekarang kalau kau memang ingin berpisah dengan khun oppa tidak akan menghalangimu, lakukan apa yang kamu mau.. oppa hanya ingin melihatmu bahagia..” tuturku.

Hyun terus saja menundukan kepalanya, samar aku mendengar isak tangis. Apa mungkin hyun menangis? Aku mencoba mengangkat dagunya, dan benar saja hyun memang sedang menangis.

“hyun-ah, gwenchana??” aku panik melihatnya manangis. Tapi tiba-tiba saja hyun memelukku.

“bagaimana aku bisa hdup bahagia tanpamu oppa..” hyun memeluk ku dan kembali menangis.

“Mianhe oppa.. aku sudah berusaha keras untuk mencintai khun oppa, tapi selama 2 tahun ini aku tidak bisa berhenti untuk tidak memikirkanmu. Aku tidak bisa melakukannya lagi, aku tidak ingin menyakiti khun oppa..” isaknya.

Mendengar apa yang barusan hyun katakan aku hanya bisa diam dan membalas pelukannya. Ternyata setelah 2 tahun berlalu tapi dia masih memikirkanku, semuanya salahku. Mungkin jika dulu aku tidak memaksakan kehendakku, kejadiannya tidak akan seperti ini. aku tidak akan mungkin membuat hyun sedih.


--Flashback--

4 tahun yang lalu..
“Oppa, apa kau yakin dengan apa yang kau lakukan sekarang?? Apa kau tidak akan menyesal?” tanya hyun.

“Eoh, menyesal kenapa? Gara-gara memegang tanganmu??” kataku sambil tersenyum.

“Yaa.. oppa aku serius, jangan bercanda. Kita berbeda, kita tidak mungkin bisa selamanya seperti ini” perkataan hyun membuatku berhenti tersenyum.

“Dengar aku hyunnie, kau jangan terlalu berpikir jauh.. nikmatilah saat-saat sekarang, nanti kita akan seperti apa aku tidak peduli, yang jelas yang aku tau aku hanya ingin terus bersamamu seperti sekarang, ara??” tanyaku.
Hyun mengangguk dan tersenyum padaku.

--Flashback end—

Park Sehyun POV

“Hyun-ah, andai saja dulu aku mendengarkan apa yang kau katakan mungkin kita tidak akan seperti ini. kau tau.. sampai saat ini pun aku masih menyayangimu, aku sangat tersiksa dengan perasaan ini, tidak seharusnya aku membuatmu seperti ini” dia terus memelukku yang masih menangis di pelukannya.

Aku melepaskan pelukannya.

“Oppa, tidak bisakah kita kembali seperti dulu lagi? Aku sangat ingin bersamamu..”tanya ku penuh harap.

“Nado hyun-ah,,aku juga sangat ingin bersamamu. Tapi kita tidak bisa, Love isn’t for us.. i know it hurts so much but it’s the best for us, we’re better to separated..” dia mengelap air mata yang terus saja keluar dan membasahi pipiku.

“i know we had some good times, it’s sad but now we gotta say goodbye. You know i love you, i can’t deny. I can’t say we didn’t try to make it work for you and i.. but i think this is the best way..” mendengarnya seperti itu air mataku kembali jatuh dan tidak bisa kuhentikan walau sebenarnya aku ingin sekali menghentikannya.

Melihatku yang terus saja menangis taecyeon oppa menarikku kedalam pelukannya, memelukku dengan sangat erat. 

Aku bisa merasakan jantungnya yang berdebar semakin cepat, aku merasakan ada tetesan air yang mengenai kepalaku.

Aku melepaskan pelukannya dan ini adalah pertama kalinya aku melihat taecyeon oppa menangis. 

“Oppa.. uljima..” aku mencoba mengelap airmatanya tapi dia sudah lebih dulu memegang tangaku.

“Hyun-ah, berjanjilah padaku kau harus bisa hidup bahagia, carilah seseorang yang sama denganmu, yang seiman denganmu. Aku tidak ingin melihatmu terus bersedih.. yagsog??” belum sempat aku menjawab pertanyaannya, oppa sudah mencium bibirku. Ciuman pertama dan terakhir yang dia berikan padaku dan setelah itu kami berjanji untuk tidak saling bertemu lagi.


--Flashback—
“Oppa, kita sudah lama berpacaran, tapi kenapa kau tidak pernah menciumku??” kataku dengan sedikit kesal. “apa kau tidak mencintaiku?”
Taec oppa hanya tertawa mendengar perkataanku.
“Yaa, kenapa kau tertawa?? Apa ada yang lucu??’’ teriakku. Aku juga ingin seperti pasangan yang kulihat di bioskop tadi..” nadaku semakin merendah.
“Mian hyun-ah, tapi bagiku itu sesuatu yang penting.. aku tidak ingin melakukannya dengan sembarang orang” jawabnya enteng.
“Tapi aku kan pacarmu.. apa jangan-jangan kau tidak pernah menganggapku sebagai pacarmu..” tanyaku semakin penasaran.
“Ani, bukan seperti itu.. hanya saja ini belum saatnya.. aku kan melakukan itu jika aku memang sudah sangat mencintai dirimu dan tidak ingin melepaskanmu..”.

--Flashback end—


Sometimes its better we broke up because there was a third person, instead we should break up just because of our believes.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar