Annyeong..
balik lagi dengan FF yang geje.. sebenernya FF ni bisa dibilang true story dari author tapi tidak selebay ini juga sih kkkk~.. ditambah lagi ada salah satu dongsaeng ku yang curhat about love story nya yang mirip-mirip seperti ini lah, so enjoy yaa..... happy reading...
Love
Isn’t For Us
Ok Taecyeon
Park Sehyun
“Yaa.. Oppa,Eoddieyo?? Kau tau aku sudah hampir
lumutan diam disini.. sampai 5 menit lagi kau belum muncul jangan harap aku mau
mengenalmu lagi.. Tch..!!” ancamku pada seseorang di telepon.
Tidak lama seseorang yang aku tunggu pun muncul,
Yess.. ancamanku memang selalu berhasil, kataku dalam hati.
Aku melihat dia berlari mendekatiku, aku langsung
pura-pura memasang wajah kesalku.
“Maafkan aku hyun-ah.. jeongmal mianhae.. aku
tadi...” belum selesai dia menyelesaikan perkataannya, aku langsung
meninggalkannya. Namja yang kutinggalkan hanya diam melihatku pergi.
“Isshhh.. Hyun-ah,,” panggilnya. “Hyunnie, tunggu
aku.. apa kau tidak mau aku traktir es krim??” teriaknya.
Mendengar kata es krim kaki ku langsung berhenti.
Huuhh.. kenapa dy harus menggunakan es krim sih, gerutuku. Aku membalikan badanku,
dan melihat namja yang tadi kutinggalkan.
“Ani.. aku tidak mau es krim mu” kataku pura-pura.
“Benar kau tidak mau ini??” dia mengeluarkan es
krim dalam tasnya sambil berjalan mendekatiku.
“Yakin tidak mau?? Wuahh sepertinya enak.. kalau
kamu tidak mau, aku habiskan saja semuanya..” dia membuka salah satu kemasan es
krim itu, dan memakannya sambil melihatku.
“Tch.. kau selalu saja seperti ini padaku.. sini
mana punyaku..” pintaku masih dengan wajah yang (pura-pura) cemberut.
“Apa itu berati kau sudah memaafkan oppa??”
tanyanya penasaran.
Aku mengangguk terpaksa, karena godaan es krim itu.
Namja itu tersenyum puas melihatku, dan memberikan
es krim nya padaku.
Tanpa menunggu lagi aku langsung membuka kemasannya
dan memakannya.
“Hmmmm.. mashita..” kataku tersenyum melihatnya.
“Nahh.. kan kalau kamu senyum kamu jadi terlihat
cantik..” godanya.
“Aishhh, berarti aku tidak cantik begitu??” aku
mulai mengerucutkan bibirku lagi.
“hahahaha... bukan begitu, hanya saja oppa lebih
senang melihatmu tersenyum seperti ini..” dia membelai rambutku.
“Kajja, lebih
baik kita pergi sekarang mumpung belum malam”ajaknya.
-----
Mungkin orang-orang yang melihat kami akan mengira
kami ini sepasang kekasih, bagaimana tidak sepanjang jalan oppa terus memegang
tanganku dan sesekali merapihkan rambutku yang terkena angin. Namun sayang,
kami bukanlah sepasang kekasih, mungkin dulu iya tapi sekarang tidak.
Namja yang sekarang memegang erat tanganku adalah
mantan namjachingu ku yang sangat (sampai sekarang) aku sayangi, Ok Taecyeon. Walaupun
sekarang status kita sudah tidak berpacaran tapi perlakuan dia masih sama
terhadapku saat masih menjadi yeojanya. Seandainya bisa aku ingin sekali
mengulang semuanya, aku ingin terlahir menjadi seseorang yang sama dengannya agar
aku bisa terus bersamanya. Tapi mungkin takdir berkata lain, karena suatu hal
aku dan dia tidak bisa dipersatukan.
-Flashback-
2 tahun yang lalu...
“Hyun-ah, kau tau.. aku sangat menyayangimu..
jeongmal jeongmal saranghae..” dia memelukku sangat erat sekali.
Aku hanya bisa menangis mendengar apa yang dia
katakan.
“Oppa, apa yang harus kita lakukan?? aku tidak mau
kita menjadi seperti ini.. aku tidak mau..” aku balas memeluknya.
“Hyunnie-ah, dengarkan aku.. aku tau 3 tahun bukan
waktu yang sebentar.. tapi selama apapun kita bersama, entah itu 4,5,atau
bahkan 10 tahun pun kita tetap tidak akan pernah bersatu. Jadi lebih baik kita
berpisah sekarang.. aku tau kau akan sangat terluka dengan keputusan ini.. tapi
percayalah oppa sangat menyayangimu, sampai kapanpun oppa akan terus
menyayangimu..’’ dia mengecup keningku dan kembali memelukku yang masih terus
menangis.
--Flashback end—
----
Park Sehyun POV
“Hyun-ah,
bagaimana hubunganmu dengan khunnie??” tanya oppa tiba-tiba padaku memecah
kesunyian karena daritadi kami sibuk dengan makanan kami masing-masing.
Aku mengangkat bahuku dan kembali menusuk-nusuk
steak yang berada di piringku dengan garpu. Sebenarnya aku tidak suka kalau
oppa sudah mulai bertanya tentang Khunnie, yaah dia namjachinguku yang
sekarang.
Melihat ekspresiku yang seperti itu, taec oppa
langsung mengalihkan pembicaraan.
“Baiklah,,setelah ini ayo kita pergi ke tempat
kesukaanmu” katanya bersemangat.
Aku mengangguk dan langsung tersenyum.
Mian oppa.. bukannya aku tidak mau menjawab
pertanyaanmu, hanya saja hari ini aku ingin menikmati hariku denganmu, kataku
dalam hati.
Selesai makan, oppa mengajakku ke LotteWorld tempat
favoritku.
“Wuahhhhh... tempat ini sama sekali tidak berubah..
lihat oppa, aku ingin naik itu..” tunjukku pada salah satu wahana yang ada
disana.
“ah, oppa tidak mau.. kau tidak lihat antriannya
sepanjang itu??” jawabnya.
“Oppa jebal... aku sudah lama tidak naik itu..
oppa.. ayolah...” rengekku.
“Hmm.. baiklah..” katanya pasrah.
Aku manarik tangannya dengan semangat menuju wahana
yang memang paling panjang antriannya. Aku senang sekali, oppa mau menurutiku.
Hampir 2 jam lebih kami menghabiskan waktu disana, menaiki semua wahana yang
ada. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi dari LotteWorld untuk berjalan-jalan
di sekitar Han River.
“ahh oppa aku capek sekali hari ini, tapi aku
senang bisa menghabiskan waktu denganmu.. seharusnya oppa lebih sering datang
ke korea untuk mengajakku bermain..”
“Ne, lain kali oppa akan sering datang menemuimu
disini dan mengajakmu bermain seperti tadi. Kau memang tidak pernah berubah
hyun-ah, selalu seperti anak kecil” dia mengacak-acak rambutku dan lalu
tersenyum manis sekali, membuat jantungku tak karuan dan berhasil membuat
pipiku memerah.
Sejenak kami tidak saling bicara, kami hanya sibuk
dengan pikiran masing-masing. Entah kenapa tiba-tiba aku hanya ingin diam
memandangi suasana sungai han malam ini, melihat orang-orang yang berada di sekitar.
Dulu saat kami masih berpacaran, hampir tiap malam kami menghabiskan malam
disini hanya untuk sekedar jalan-jalan atau duduk melihat pemandangan.
“Oppa.. sepertinya sekarang aku ingin benar-benar
berpisah dengan khunnie oppa..”kataku tiba-tiba.
Sepertinya ucapanku barusan membuat taec oppa
terkejut.
“Wae hyun-ah? Apa khun tidak memperlakukanmu dengan
baik?” tanyanya penasaran.
“ani.. khun oppa sangat baik padaku, dia menjagaku
dengan baik dan dia juga menyayangiku.. hanya saja, aku merasa sangat bersalah
padanya.. karena sampai detik ini aku masih belum bisa menyanginya sepehuhnya”
aku menyesal dengan apa yang aku katakan, karena biasanya oppa pasti akan
memarahiku kalau aku bicara seperti itu. Aku sudah menyiapkan diriku kalau
sampai dia memarahiku. Tapi.. satu menit sudah berlalu dan dia tidak berkata
apa-apa padaku. Aku yang sedari tadi hanya menunduk karena takut kena omel,
memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku.
Aku melihat taecyeon oppa yang sedang menatap lurus
sungai han yang ada dihadapan kami, dia hanya diam dan aku melihat sorot
matanya memancarkan kesedihan.
“Oppa, kenapa kau diam?? Mian kalau perkataanku
tadi membuat oppa sedih..” sesalku.
Taecyeon oppa tetap tidak bereaksi, dia masih
seperti tadi diam dan memandang lurus apa yg ada dihadapannya.
Aku bingung dengan keadaan ini, tidak seprti
biasanya oppa bersikap seperti ini. aku hanya diam saja mengikuti apa yang
taecyeon oppa lakukan.
Taecyeon POV
“Oppa.. sepertinya sekarang aku ingin benar-benar
berpisah dengan khunnie oppa..”kata hyun tiba-tiba.
Ucapan hyun barusan membuatku terkejut.
“Wae hyun-ah? Apa khun tidak memperlakukanmu dengan
baik?” tanyaku penasaran.
“ani.. khun oppa sangat baik padaku, dia menjagaku
dengan baik dan dia juga menyayangiku.. hanya saja, aku merasa sangat bersalah
padanya.. karena sampai detik ini aku masih belum bisa menyanginya sepehuhnya”
Aku melihat hyun bicara sambil menunduk, tidak berani
menatap wajahku.
Aku hanya diam mendengar apa yang baru saja dia
katakan, aku menatap sungai han yang ada di depanku.
“Oppa, kenapa kau diam?? Mian kalau perkataanku
tadi membuat oppa sedih..” terdengar penyesalan dalam perkataannya.
Aku masih terus melihat pemandangan yang ada di
depanku. Kini kami hanya saling diam hyun mengikuti apa yang aku lakukan,
memandang jauh pada hamparan sungai han yang luas.
Aku menarik nafasku.
“Waeyo oppa? Apa kau sakit??” tanya hyun cemas.
“Hyun-ah.. lakukan apa yang ingin kamu lakukan..
jika memang kau ingin berpisah dengan khun, aku tidak akan menghalanginya kali
ini.. turuti saja apa kata hatimu..” kata itu begitu saja terucap oleh mulutku.
Hyun hanya terdiam mendengarku bicara.
“Kau tau hyun-ah.. kenapa tiba-tiba aku memutuskan
untuk bekerja di luar negeri??” tanyaku.
Aku melihat hyun menggelengkan kepalanya.
“Itu karena aku tidak ingin melihatmu..” wajah hyun
terlihat sangat bingung.
“Apa oppa membenciku” tanya hyun.
Aku menggelangkan kepalaku, “Ani, hanya saja aku terlalu
menyanyangimu.. jika aku terus melihatmu perasaan ini tidak akan hilang. Aku
sangat senang begitu kau bilang kau sudah mendapatkan penggantiku, dan aku
lebih senang lagi ketika aku tau dia Khun. Aku yakin dia pasti akan menjagamu
dan yang lebih penting dia menyayangimu. Jadi aku putuskan untuk pergi ke luar
negeri..” aku melihat hyun yang sedang menundukan kepalanya.
“Tapi sepertinya kau tidak bahagia dengan khun,
setiap kau bilang akan bepisah dengannya aku terus saja menghalangimu, maafkan
oppa hyun.. oppa sudah egois memaksamu untuk terus bersama khun. Dan sekarang
kalau kau memang ingin berpisah dengan khun oppa tidak akan menghalangimu,
lakukan apa yang kamu mau.. oppa hanya ingin melihatmu bahagia..” tuturku.
Hyun terus saja menundukan kepalanya, samar aku
mendengar isak tangis. Apa mungkin hyun menangis? Aku mencoba mengangkat
dagunya, dan benar saja hyun memang sedang menangis.
“hyun-ah, gwenchana??” aku panik melihatnya
manangis. Tapi tiba-tiba saja hyun memelukku.
“bagaimana aku bisa hdup bahagia tanpamu oppa..”
hyun memeluk ku dan kembali menangis.
“Mianhe oppa.. aku sudah berusaha keras untuk
mencintai khun oppa, tapi selama 2 tahun ini aku tidak bisa berhenti untuk
tidak memikirkanmu. Aku tidak bisa melakukannya lagi, aku tidak ingin menyakiti
khun oppa..” isaknya.
Mendengar apa yang barusan hyun katakan aku hanya
bisa diam dan membalas pelukannya. Ternyata setelah 2 tahun berlalu tapi dia
masih memikirkanku, semuanya salahku. Mungkin jika dulu aku tidak memaksakan
kehendakku, kejadiannya tidak akan seperti ini. aku tidak akan mungkin membuat
hyun sedih.
--Flashback--
4 tahun yang lalu..
“Oppa, apa kau yakin dengan apa yang kau lakukan
sekarang?? Apa kau tidak akan menyesal?” tanya hyun.
“Eoh, menyesal kenapa? Gara-gara memegang tanganmu??”
kataku sambil tersenyum.
“Yaa.. oppa aku serius, jangan bercanda. Kita
berbeda, kita tidak mungkin bisa selamanya seperti ini” perkataan hyun
membuatku berhenti tersenyum.
“Dengar aku hyunnie, kau jangan terlalu berpikir
jauh.. nikmatilah saat-saat sekarang, nanti kita akan seperti apa aku tidak
peduli, yang jelas yang aku tau aku hanya ingin terus bersamamu seperti
sekarang, ara??” tanyaku.
Hyun mengangguk dan tersenyum padaku.
--Flashback end—
Park Sehyun POV
“Hyun-ah, andai saja dulu aku mendengarkan apa yang
kau katakan mungkin kita tidak akan seperti ini. kau tau.. sampai saat ini pun
aku masih menyayangimu, aku sangat tersiksa dengan perasaan ini, tidak
seharusnya aku membuatmu seperti ini” dia terus memelukku yang masih menangis
di pelukannya.
Aku melepaskan pelukannya.
“Oppa, tidak bisakah kita kembali seperti dulu
lagi? Aku sangat ingin bersamamu..”tanya ku penuh harap.
“Nado hyun-ah,,aku juga sangat ingin bersamamu.
Tapi kita tidak bisa, Love isn’t for us.. i know it hurts so much but it’s the
best for us, we’re better to separated..” dia mengelap air mata yang terus saja
keluar dan membasahi pipiku.
“i know we had some good times, it’s sad but now we
gotta say goodbye. You know i love you, i can’t deny. I can’t say we didn’t try
to make it work for you and i.. but i think this is the best way..”
mendengarnya seperti itu air mataku kembali jatuh dan tidak bisa kuhentikan
walau sebenarnya aku ingin sekali menghentikannya.
Melihatku yang terus saja menangis taecyeon oppa
menarikku kedalam pelukannya, memelukku dengan sangat erat.
Aku bisa merasakan
jantungnya yang berdebar semakin cepat, aku merasakan ada tetesan air yang
mengenai kepalaku.
Aku melepaskan pelukannya dan ini adalah pertama
kalinya aku melihat taecyeon oppa menangis.
“Oppa.. uljima..” aku mencoba mengelap airmatanya
tapi dia sudah lebih dulu memegang tangaku.
“Hyun-ah, berjanjilah padaku kau harus bisa hidup
bahagia, carilah seseorang yang sama denganmu, yang seiman denganmu. Aku tidak
ingin melihatmu terus bersedih.. yagsog??” belum sempat aku menjawab
pertanyaannya, oppa sudah mencium bibirku. Ciuman pertama dan terakhir yang dia
berikan padaku dan setelah itu kami berjanji untuk tidak saling bertemu lagi.
--Flashback—
“Oppa, kita sudah lama berpacaran, tapi kenapa kau
tidak pernah menciumku??” kataku dengan sedikit kesal. “apa kau tidak
mencintaiku?”
Taec oppa hanya tertawa mendengar perkataanku.
“Yaa, kenapa kau tertawa?? Apa ada yang lucu??’’
teriakku. Aku juga ingin seperti pasangan yang kulihat di bioskop tadi..”
nadaku semakin merendah.
“Mian hyun-ah, tapi bagiku itu sesuatu yang
penting.. aku tidak ingin melakukannya dengan sembarang orang” jawabnya enteng.
“Tapi aku kan pacarmu.. apa jangan-jangan kau tidak
pernah menganggapku sebagai pacarmu..” tanyaku semakin penasaran.
“Ani, bukan seperti itu.. hanya saja ini belum
saatnya.. aku kan melakukan itu jika aku memang sudah sangat mencintai dirimu
dan tidak ingin melepaskanmu..”.
--Flashback end—
Sometimes its better we broke up because there was a third person, instead we should break up just because of our believes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar